Ikatan Pemuda & Mahasiswa Kecamatan Benai (IPMKB)Pekanbaru sangat mengecam tindakan Camat Benai Yuyun Rosadi, S. Sos yang merekomendasikan beberapa desa yang ada diwilayah Kecamatan Benai untuk bergabung dalam wilayah Kecamatan Sentajo yang sekarang ini sedang proses pembentukan kecamatan baru diKabupaten Kuantan Singingi.
Kecamatan Benai terbentuk berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 1995 tentang pembentukan 13 (tiga belas) kecamatan di wilayah kabupaten daerah tingkat II Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kampar dalam wilayah daerah tingkat I Riau. Pembentukan Kecamatan Benai ini melalui perjuangan yang gigih dan proses lama oleh tokoh-tokoh masyarakat Kecamatan Benai dahulunya tapi sekarang hal ini dinodai oleh Camat Benai Yuyun Rosadi, S.Sos.
Ikatan Pemuda Pelajar Teratak Air Hitam (IPPTAH) dan Ikatan Keluarga Besar Kenegerian Teratak Air Hitam di Pekanbaru juga menolak desa-desa yang ada diKenegerian Teratak Air Hitam menjadi wilayah Kecamatan Sentajo.
Benai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia. Luas wilayahnya adalah 249,36 km² atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten Kuantan Singingi. Kepadatan penduduk 103,62 jiwa/km² (2000).
Dengan pembagian daerah administratif 2 kelurahan dan 23 desa yaitu :
• Kelurahan : Beringin Jaya dan Benai
• Desa : Koto Benai, Tolontam, Banjar Benai, Gunung Kesiangan, Banjar Lopak, Pulau Kalimanting, Tanjung, Pulau Ingu, Simandolak, Jalur Patah, Tebing Tinggi, Pulau Lancang, Pulau Tongah, Ujung Tanjung, Siberakun, Benai Kecil, Teratak Air Hitam, Seberang Teratak Air Hitam, Geringging Baru, Marsawa, Langsat Hulu, Muara Langsat.
IPMKB Pekanbaru juga menyayangkan PEMKAB KUANSING yang tidak mengikut sertakan Yuyun Rosadi, S.Sos dalam rolling camat yang ada diKuantan Singingi beberapa bulan yang lalu. Hal tersebut salah satu indikasi untuk mempermudah akses pengambilan beberapa desa yang ada diwilayah Kecamatan Benai, tindakan yang dilakukan Camat Benai tidak sewajarnya dilakukan oleh seorang camat atau pemimpin kecamatan. Masyarakat Kecamatan Benai menginginkan Camat Benai diganti dengan camat yang baru oleh PEMKAB Kuantan Singingi agar terjadi penyegaran dalam masyarakat baik program pemerintah maupun perubahan pembangunan yang lebih baik untuk daerah tempatan.
Pembentukan Kecamatan Sentajo kenapa harus wilayah didaerah Kecamatan Benai yang diambil???
Hubungan antar masyarakat diKecamatan Benai adalah damai, harmonis & tetata dengan baik, jangan hubungan silatulrahmi yang baik tersebut menjadi kacau dengan pencaklokan beberapa desa yang ada, keinginan pencaklokan ini membuat resah warga Kecamatan Benai lambat laun ini akan beakibat konflik horizontal diatara masyarakat.
Dalam suatu Kecamatan terdiri dari elemen pemerintahan, penghulu adat, tokoh masyarakat, pemuda dan mahasiswa jadi semua elemen tersebut harus ada komunikasi yang baik dan kata mufakat dalam hal pengambilan beberapa desa diwilayah Kecamatan Benai, jadi Camat Benai jangan mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan elemen-elemen diatas.
Mahasiswa sebagai salah satu komponen pembentuk masyarakat harus senantiasa meningkatkan kapabilitasnya agar dapat memberikan kontribusi positif dalam masyarakatnya. Mahasiswa harus mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat demi perubahan komunitas masyarakat yang lebih baik. IPMKB dan IPPTAH berharap ada tindakan yang berarti dan solusi bagi penyelesaian masalah ini.
Oleh : Ketua Umum IPMKB (Heri Indra Putra, SE & IPPTAH (Hidayat Agus Setiadi)
Selamat Datang Di Web Komunikasi Mahasiswa Benai
Selamat datang di portal komunikasi pemuda dan mahasiswa Kecamatan Benai (IPMKB) Pekanbaru. Revolusi informasi memberikan kemudahan bagi setiap kita umumnya ataupun sebuah organisasi khususnya dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi yang cepat dan accessible. Portal Komunikasi ini dibuat semata hanya mensupport luasnya bidang gerak bagi IPMKB dalam mempromosikan agenda kegiatan kepada IPMKB'ers dimanapun berada. Terakhir admin berharap saran - saran dan masukan dari rekan - rekan sekalian terhadap kemajuan portal ini. Salam persahabatan & Selamat berjuang IPMKB'ers...!!!
IPMKB SEBAGAI GENERASI Civil of Responsibility oleh: Heri Indra Putra
Perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang menghimpun Mahasiswa sebagai peserta didik di dalamnya, memiliki tanggung jawab moral dalam menciptakan suatu kondisi yang dinamis bagi berlangsungnya suasana kondusif di kehidupan masyarakat. Betapa tidak, perguruan tinggi diharapkan akan mampu melahirkan para pemikir, insan cita dan cipta yang kelak akan memberikan input yang positif dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menciptakan insan intelektual (mahasiswa) yang berkepribadian dan berdedikasi tinggi terhadap kepentingan masyarakat, bukan sosok mahasiswa dengan pemahaman yang fragmatis dan oportunis. Artinya perguruan tinggi sebagai tempat berlangsungnya “learning process” berfungsi juga sebagai wahana pembentukan pribadi mahasiswa sebagai “agent of change” dan “agent of social control” di tengah-tengah masyarakat.
Sehingga perguruan tinggi selayaknya tidak hanya menyelenggarakan kegiatan akademis di ruang perkuliahan semata. Namun lebih dari itu, perguruan tinggi juga diharapkan mampu melahirkan insan-insan intelektual yang selain berwawasan luas dan visioner, juga memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial masyarakat (Civil of Responsibility).
Mahasiswa sebagai salah satu komponen pembentuk masyarakat harus senantiasa meningkatkan kapabilitasnya agar dapat memberikan kontribusi positif dalam masyarakatnya. Mahasiswa harus mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat demi perubahan komunitas masyarakat yang lebih baik. Serta senantiasa merespon setiap dinamika yang terjadi secara arif serta mengarahkannya pada perkembangan komunitas mayarakat yang lebih “dewasa”.
IPMKB adalah Ikatan Pemuda Mahasiswa Kecamatan Benai. IPMKB merupakan wadah untuk menampung dan mengembangkan kreatifitas dan aktifitas mahasiswa Kecamatan Benai yang ada di perguruan tinggi negeri maupun swasta serta pemuda Kecamatan Benai dimana pun berada, dan juga ikut memberi kontribusi pemikiran kontributif terhadap pengembangan dan pembangunan Kecamatan Benai khususnya dan Kabupaten Kuantan Singingi dan Provinsi Riau umumnya.
Sejalan dengan tujuan dan cita-cita IPMKB didirikan, Yaitu agar kawan – kawan Pemuda dan Mahasiswa yang ada didalam wadah ini segera mendapatkan informasi yang berkembang di daerah dan saling bertukar pikiran serta meningkatkan sumber daya manusia. IPMKB berusaha melahirkan generasi yang berwawasan berintelektulitas tinggi sehingga siap terjun ketengah-tengah masyarakat. Dan juga diharapkan dapat membela hak-hak masyarakat Kecamatan Benai dan Kabupaten Kuantan Singingi dalam rangka mewujudkan keadilan dan kemakmuran di Kecematan Benai dan Kabupaten Kuantan Singingi serta peka terhadap perkembangan zaman.
Pergerakan mahasiswa selalu menemukan momentum yang berbeda dari tiap zaman, tiap waktu memiliki tantangan dan tekanan yang berbeda, namun disitu ada kesamaan motif, yaitu moralitas dan idealisme. Dua hal yang menjadi prinsip selama hidup, bukan sementara saat di kampus, manakala masih di bangku kuliah saja. Selama di kampus, bisa saja- atau umumnya-, metodenya kolektif, dan ketika sudah lulus, metodenya lebih bersifat individual.
Hal krusial yang seharusnya dipikirkan adalah kaderisasi.Yang menarik, kalau dirunut kebelakang akar kata kaderisasi itu sendiri sesungguhnya tidak asli lokal. "Kader" adalah peng-Indonesiaan kata "cadre" kata Perancis yang berasal dari Italia "quadro" yang berasal dari Latin "quadrum" yang berarti segi empat atau bujur sangkar. Salah satu definisi atu arti kata "cadre" ini adalah "a nucleus or core group especially of trained personnel
able to assume control and to train others" yang kelihatannya cocok dengan
pengertian secara umum di Indonesia.
Kaderisasi adalah proses pendidikan jangka panjang untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada seorang kader. Siapakah kader? Kader adalah anggota, penerus organisasi. Nilai-nilai apa? Nilai-nilai yang diyakini bersama sebagai pembentuk watak dan karakter organisasi. Organisasi, apapun itu mutlak mensyaratkan kaderisasi. Kecuali bila organisasi anda adalah organisasi diri sendiri, yang anggotanya anda sendiri. Organisasi terpimpin sekalipun, dimana si Ketua menjadi Ketua sepanjang hidupnya tetap saja membutuhkan regenerasi untuk rekan kerjanya. Sebuah organisasi dapat kita analogikan sebagai sebuah bangunan. Sebuah bangunan tentunya harus memiliki pondasi yang kuat agar bangunan tersebut dapat tetap kokoh. Dalam sebuah organisasi salah satu pondasi yang diprelukan adalah kaderisasi dan budaya organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di dalamnya dan mengerahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang ambigu (Turner,1994). Pengertian ini memberi dasar pemikiran bahwa setiap individu yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan.. Sumber utama budaya organisasi pada awalnya adalah pemilik, pendiri dan/atau pemimpin yang pertama, karena mereka inilah yang pertama-tama menentukan misi, visi, strategi, filosofi, dan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Dengan demikian dapat dipahami bagaimana pemimpin memiliki pengaruh besar karena harus dapat bertindak sebagai model bagi terciptanya budaya organisasi yang akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi IPMKB.
Inefisiensi pengelolaan sebuah organisasi sering diawali dengan tidak atau kurang patuh dan konsistennya beberapa pengurus dalam melaksanakan tugas. Kesalahan dan kegagalan kerja yang terjadi sering sulit ditelusuri penyebabnya karena semua orang mencoba menjelaskan bahwa dirinya bukanlah pelaku dari sebuah proses yang gagal. Sebaliknya, keberhasilan dengan mudah diakui sebagai prestasi diri karena seseorang bisa menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut merupakan bagian dari ruang lingkup tugasnya. Sering kali sebuah proses dikerjakan oleh seseorang atau sebuah unit kerja yang secara struktur organisasi dan uraian tugas bukan pemilik dari proses tersebut (process owner), sebaliknya sering pula sebuah tugas tidak ada pemiliknya. Hal tersebut biasanya diakibatkan oleh kurangnya pengendalian dan terabaikannya pengawasan terhadap penerapan sistem dan prosedur tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama. Sehingga diperlukan perilaku IPMKB’ers yang mempunyai satu kesatuan komitmen dalam berbuat dan berfikir serta bertindak sesuai dengan kondisi masyarakat dan disiplin ilmu, profesionalitas, regenerasi dalam rangka mensukseskan pembangunan Kecamatan Benai.
11 November 2008
IPMKB mengecam tindakan Camat Benai
Labels:
Berita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mungkin ini bisa jadi ajang pembuktian apakah ikatan pelajar mahasiswa Benai maupun ikatan atau organisasi lainnya bisa berbuat sesuatu untuk kecamatannya.
jika kita hanya berharap kepada orang2 yang berada dipemerintahan untuk menyelesaikannya, insya Allah perpecahan di kecamatan Benai akan benar2 terjadi. sudah saatnya mahasiswa bergerak untuk ikut serta menggagalkan perpecahan ini. jangan biarkan kecamatan Benai menjadi ladang kekuasaan bagi mereka-mereka yang hanya mementingkan diri sendiri.
ayo IPMKB dan IPPTAH buktikan kalian bukan hanya organisasi atau ikatan yang hanya bisa mengkritik saja. tapi buktikan juga bahwa kalian juga mampu berbuat yang terbaik untuk kecamatan kita yang tercinta ini.
Semangat!!Kita Pasti Bisa..
Posting Komentar